Posts

Showing posts from April, 2015

itu saja

Ini akan menjadi suratan terakhir. Yang kutuliskan untukmu.  Tidak lagi. Tidak akan pernah lagi. Kamu satu-satunya orang yang menyudutkan aku. Kamu menghinakan aku. Kamu jadikan aku sebagi satu-satunya yang salah. Kamu yang tarik aku kedalam ceritamu. Kemudian, kamu buat cerita dimana aku yang sengaja masuk mengacaukan hidupmu. Kamu hanyalah debu.  Aku hanya perlu meniupmu maka kau akan lenyap dibinasahkan angin. Aku tidak pernah datang meminta apapun darimu. Kamu tidak pernah memberikan apapun untuk hidupku. Aku memiliki orang-orang yang mendukungku dengan cinta, untuk apa aku meminta satu yang tidak berarti darimu?  Aku ingat kamu yang datang dari jauh meminta kembali cinta itu. Kamu yang datang kembali mengemis perhatian itu. Aku menolak. Aku tak mau peduli. Aku tidak mau hidupku kamu sentuh lagi. Karena hari sebelumnya kamu melukai aku. Karena hari sebelumnya aku memberi, kamu mengambil, lalu kamu berikan itu kepada yang lainnya. Tetapi luka itu sembuh, aku memaafkanmu.

Dia

Untuk wanita hebat yang kupanggil "bunda" Untuk wanita hebat yang lagi senang dipanggil "ibu" Untuk semua perempuan hebat yang hobi nge gosip bareng dikelas Selamat Hari Kartini!! Selalu ada pagi dimana dia merasa lelah Dia ngin pulang dan menyerah Tetapi kemudian, dia tetap kembali berdiri dan berlari lagi Selalu ada malam dimana dia merasa terluka Dia hanya ingin terlelap semalam sambil mengurai air mata Tetapi kemudian, dia tetap memilih diam dan meninggalkan sakit hatinya Dia adalah seorang petarung Yang melawan ketidak adilan dengan cinta Dia adalah seorang pejuang Yang bertaruh demi kasih sayang Dia adalah bintang tertinggi Yang berani melompat tanpa takut jatuh Dia adalah seorang gadis biasa... Yang sebenarnya dilahirkan untuk jadi permata Kalian memiliki mata, tetapi tidak bisa melihat Dia selalu berusaha jadi yang sempurna Menjadi pemenang dan satu-satunya Menjadi yang dilihat dan paling dihargai Tetapi terkadang dunia melecehkan

Three-In-One Project: BOHONG #3 Diam

Image
Diam! Cukup! Hentikan dustamu itu Kemarin kau ciptakan dusta A Hari ini dusta B, lusa dusta C Mungkin tidak akan pernah berakhir di Z Aku lelah dengan semua alasanmu Bukankah aku wanitamu? Kita sudah menjadi satu Seandainya kau tidak pernah ada Seandainya kau tidak mengenalkan aku dengan cinta Sehingga aku tidak mengenal gairah Mungkin saat ini aku masih mampu tersenyum Mampu berkata pada dunia kalau hidup itu indah Sekarang aku memilih diam Memilih menutup hidupku Mengakhiri semua tentangmu dalam diriku AKU SUDAH SANGAT KECEWA Hanya kata-kata itu yang tersisa. Hanya secarik kertas yang ia tinggalkan, sebelum ia mengembara dalam dimensi lain yang tidak kuketahui. Meninggalkan aku dengan jasadnya. Tak lagi kudengar riuhnya tawa. Kata-kata yang menyenangkan telinga pun tak terdengar lagi. Aku merindukannya kembali. Saat itu, 22 Desember 2005, beberapa hari menjelang ulang tahunku. Untuk pertama kalinya aku melihat pertengkaran dalam hidupku. Si

Three-In-One Project: BOHONG #2 Ketika Dia Berbohong

Image
Sudah ribuan kali rasanya aku menatap raut wajah di depan cermin. Paras yang menyiratkan rasa iba, seolah meminta belas kasihan, nampak teraniaya. Menjijikkan! Aku sungguh muak melihat raut wajah ini. Betapa garis-garis tegas di sudut bibir, binar percaya diri yang terpancar dari mata, semua telah pudar. Segala kekuatan yang tadinya ada kini berganti menjadi rona kesedihan, jika tidak ingin dikatakan kesengsaraan. Lamunanku terbuai... Aku pertama kali mengenal lelaki itu dua tahun silam, dalam sebuah aksi mahasiswa di depan istana negara. Kala itu aku masih sangat idealis, berbeda dengan bayangan yang sedang kutatap dalam cermin saat ini. Bayangkan, aku berharap mampu menggulingkan rezim militer yang berkuasa, atas nama rakyat dan mahasiswa. Atas nama demokrasi. “Maaf, namamu Aruna ya?” Sesosok lelaki yang belum pernah kukenal menepuk bahuku. Aku menoleh dengan heran. Di tengah kerumunan massa seperti ini, aku tak berpikir ada yang akan mengenaliku secara khus

Three-in-One Project: BOHONG. #1 Kamu Boleh Panggil Aku Pembohong

Image
Bumi dan penduduknya kini bagaikan pikiran dan jiwa yang terpisah di dua raga. Tidak bisa jalan sebagai kesatuan yang selaras. Selagi bumi yang kejam tak mau peduli dengan apapun dan memilih diam saja, penduduknya justru terlalu banyak ikut campur, ribut sendiri. Tetapi mau bagaimana, jika memang aku bagian dari keduanya. Beginilah aku, sebuah pion di atas bidak catur. Awalnya, kukira kemenangan adalah tujuan akhir yang membawaku pada kebahagiaan tanpa tepi. Sampai aku berhenti di satu titik dan mengerti, ini hanya permainan! Jika selesai, maka mainkanlah lagi. Jika kalah, maka jadilah pemenang. Jika menang, jangan mau jadi yang kalah. Maka ini akan berputar terus-menerus. Yang terpenting menang, bukan? Hidup yang melatihku sampai jadi pemain ulung. Mereka berbisik dari mulut ke telinga, lalu sampai lagi ke telinga yang lain, bilangnya aku "pembohong". Tidak tahukah mereka, rumitnya hidup jika aku membuka topeng dan tampil sebagai diriku sendiri? Aku takut ben

Three-in-One Project: BOHONG

Apa yang pertama kali terlintas di kepalamu saat mendengar soal kebohongan? Kebohongan kerap membawa efek yang berbeda bagi manusia. Ada yang terlanjur menikmatinya dan terus bersandiwara sepanjang hidup. Ada yang merasakan duka, amarah, dan teraniaya karenanya. Dan ada pula yang terpaksa menyaksikan kebohongan tanpa dapat berbuat apa-apa. “Jangan suka bawa-bawa petunjuk Tuhan. Tuhan ngasih jalan, tapi itu pilihan kamu buat milih jalan itu atau ninggalin jalan itu. Cuma pengecut yang nyerah sebelum mulai perang.” -Kamu Boleh Panggil Aku Pembohong- Tiga penulis diberikan kesempatan merangkai kisah dengan satu tema: BOHONG! Tanpa ikatan, tanpa alur yang sama, tanpa karakter yang sama. Hanya soal kebohongan. Mereka menerjemahkannya melalui tiga sudut pandang: seseorang yang berbohong, seseorang yang dibohongi, dan seseorang yang menyaksikan kebohongan. Lalu, terjalinlah sebuah benang merah. Dan setelah kebohongan demi kebohongan yang telah