Posts

Showing posts from November, 2016

Hidup Suka Lucu

"But in the end I wanna thank you Because you make me that much stronger." Untuk yang tidak pernah kemana-mana Disini, tanpa diminta:) Masih marak di kepalaku suara-suara yang mengutarakan keresahannya. Gegap gempita membuat praduga-praduga yang membuat wadahnya ingin pecah. Hidup suka lucu, tiba-tiba berantakan dengan sendirinya, padahal aku susah payah menyusunnya dan menjaganya tetap baik-baik saja. Mau hujan, mau panas, mau badai, otak ini seperti mengunciku di satu titik dimana kebahagiaan tinggal bayang-bayang semu yang tertinggal di balik punggungku. Tidak apa-apa.  Aku memaksakan diri fokus pada genangan-genangan di sepanjang gang yang sempit, menuju sepetak sekolah terpencil yang masih menawarkan kebahagiaan berupa tawa anak-anak yang jarang makan ayam. Kubawa sekantung plastik merah besar berisi nasi uduk dan telur dengan susah payah, harga dari senyum anak-anak itu setiap Jumat sore. Rutinitasku bersama beberapa orang teman yang ber

Jangan Dibaca!

Disini, Di kota yang semerawut dan penuh sesak Mimpi berhenti Dua puluh empat per tujuh Sekedar nasi dan kredibilitas tinggi Lampu-lampu jalan yang redup Angan-angan yang sekedar bualan Realita tidak pernah memberi kesempatan Tapi aku termenung di batas senja Berpangku dagu Ah, tetap saja aku sayang kamu...

Tidak Lagi Ah!

Tidak lagi menarik Melihat dirimu Walau sekedar dari jendela timeline Tidak lagi rindu Mengingatmu Justru sakit itu menguak berlebih Tidak lagi berharap Mendengar suaramu Sebab kamukan yang melarikan diri Tidak lagi suka Menjumpaimu Ternyata menghindar menenangkanku Tidak lagi butuh Kabarmu Aku dimana, kamu juga tidak mau tahu Tidak lagi senang Melihat senyummu Senyum itu penuh tipu-tipu Ah, tidak lagi Tidak mau lagi Sama yang senang melarikan diri

Denting Sebuah Gelas

Tidak untuk siapa-siapa Sebab aku diingatkan, Bahwa menulis tidak harus memiliki muse Setiap malam aku akan berada disana, dipindahkan dari rak-rak tinggi di dapur menuju sebuah meja makan yang ramai. Aku akan berdenting, selagi ikut berdansa di tangan mereka, mendengarkan mereka bercakap-cakap kemudian tertawa. Mereka senang mengisiku dengan wine merah, kadangkala hanya sekedar soda murah.   “Aku akan menjemputmu esok pagi, semoga cuaca bisa lebih bersahabat.” “Pukul 8 pagi, aku tidak mau terlambat dan tidak dapat jatah makan siang.” “Apapun  yang kau mau…” Mereka mengangkatku dan sebuah gelas yang selalu menemani bisuku di lemari, membuat kami bersinggungan kemudian berdenting di udara. Menyaksikan mereka tertawa selagi berbagi kisah yang rasanya tak perlu diperbincangkan.  Perempuan itu, aku lama menemaninya menjalani hidup, menemaninya berkencan dengan pria demi pria yang suka singgah di flat kecil merah muda ini. Menemaninya tertawa, menemaninya bercinta, bah