Bertahan
Kata orang, hidup itu dijalani. Bagiku, lain cerita, sebab hidup bagiku adalah multiple choice question, yang jawabannya selalu lebih rumit dari pertanyaannya sendiri. Sementara soalnya tidak pernah bisa dipesan, ada begitu saja dan mau tidak mau harus dijawab. Seperti setiap kali aku melihatnya, dan luka itu masih terasa nyeri di dada, mengapa harus orang lain yang menjadi alasan dia tertawa? Sementara aku bisa mengupayakannya lebih baik. Aku pernah melakukannya, aku pernah mengusahakannya, tetapi mengapa bagi dia tidak cukup? Aku ingin merebutnya kembali, aku ingin memaksanya disini, dulu aku melakukannya entah berapa kali jumlahnya, sampai aku lagi-lagi sadar, untuk apa? Sebab tidak lagi ada gunanya jika aku tidak mampu membuatnya bahagia. Tidak lagi ada esensinya jika bertahan saja dia tidak mau, mengapa aku harus memperjuangkannya? Tidak lagi ada artinya. Tapi dia perlu tahu, dulu aku bahagia, ketika bersamanya. Tapi dia juga perlu tahu, meskipun dia berlalu, aku masih san