Call You
WELCOMING GUYS!!
Nah menu kali ini, cake strawberry dengan krim keju lembut
Selamat Menikmati!!
Nah menu kali ini, cake strawberry dengan krim keju lembut
Selamat Menikmati!!
Call You
“Adam, Adam!!” Cazza menyuarakannya dengan lantang dari
sudut jalan depan sekolah. Matahari begitu terik, menunjukan pukul 15.00. Aspal
di bawah sepatu terasa mendidih. Adam berbalik dengan setengah hati,
menyipitkan matanya berusaha menghalau sinar matahari. Cazza berlarian berusaha
menghampirinya, dengan tas yang bergoyang-goyang di balik punggungnya.
Gadis mungil yang
baru bertambah tinggi itu baru akan buka mulut ketika laki-laki di hadapannya
bersusah payah memotong “Ca, lo taukan ini panas banget?Please ca jangan ngomel!
Tadi pagi gue minta maaf nggak sempet nyamperin lo buat berangkat bareng ke
sekolah. Ada tugas maket yang belom gue selesain. Maaf juga tadi siang gue
ngilang dan nggak bisa nemenin lo ke kantin, gue harus ke perpustakaan ngejar
ketinggalan catetan gue buat bahan ujian besok. Sebagai gantinya, gue traktir
lo Ice Cream. Lo boleh nambah sepuasnya!”
Cazza hanya
tersenyum sambil menyapukan punggung tangannya ke dahi Adam, mengelap keringat
yang bercucuran disana. “Adam temanku yang baik hati, tidak sombong, plus rajin
menabung tapi hobby banget negative thinking. Gue lagi nggak berniat buat marah
ko, Cuma mau bilang kalo jalan pelan-pelan aja. Lo nggak liat apa keringet gue
juga udah kayak ember bocor gini?” Cazza menarik tangannya, “Tapi btw, kalo diganti sama Ice Cream, setiap haripun
gue rela ko ngejar-ngejar lo”
Adam tertawa “Kuncir
tuh rambut lo! Mirip kuntilanak tau nggak!”
..................................................................
Toko ice cream itu
begitu cantik dengan dekorasi merah jambu dimana-mana. Seperti biasa, mereka
mengambil tempat di sisi pintu, dimana lonceng akan berdenting setiap kali ada
pelanggan masuk. “Ca, lo masih aja suka duduk disini. Berisik ca!”. Adam berusaha
protes tapi alih-alih gadis di hadapannya melunak, Cazza justru mengerucutkan
bibir dan bersiap jadi serigala. “Please! Kapan sih lo berhenti nyerocos kayak
radio yang nggak ada signal?”
Adam
menyentil kening Cazza “Nona bawel dasar!”. Adam sejenak memperhatikan Cazza
yang sedang berkonsentrasi dengan mangkuk ice cream nya yang kedua. “Ca, gue
lagi jatuh cinta!”
Cazza terhenti,
meletakan sendok diatas mengkuknya dengan dramatis lalu menatap Adam dengan
tatapan mata penuh selidik. “Astaga Adam serius? Jadi pada akhirnya temen gue
yang ganteng ini, yang sejak lama kejantanannya dipertanyakan, pada akhirnya
jatuh cinta. Wait, lo nggak jatuh cinta sama cowok kan dam?”
Adam menjitak kepala
Cazza “Jangan ngaco ah, gue masih normal
kali non” untuk beberapa saat bola mata
cokelat itu menerawang kesana dan kemari “Tapi ca, apa dia bakal mau nerima
gue?”
“hmmmm pasti-pasti!
Sogok dia ice cream, pasti dia mau nerima lo”
“Serius Ca”
“sehina apa sih lo
itu dam? Lo ganteng, meskipun belom bisa dibandingin sama Austin Buttler, tapi
lo sedikit di atas rata-rata. Baik juga, suka neraktir. Pinter, nggak juga sih,
tapikan intinya nggak bego. Ya bisalah....”
“Tapi gue nggak
yakin ca. Lo kan tau seberantakan apa gue, suka seenaknya sendiri.”
“Ngomong-ngomong, lo
juga belom kasih tau gue siapa ceweknya”
“Rahasia ca!”
“Lah sejak kapan
juga lo jadi main rahasia-rahasiaan gini sama gue? Nggak bisa gitu, kasih tau gue pokoknya dam”
“Nanti Ca, kalo gue
udah dapet lampu hijau dari dia, baru gue kasih tau lo”
“lo aja belom
nyalain lampu merah dam!”
Adam tertawa “Nanti
ca, lo tau kan gue nggak akan pernah nyimpen apapun dari lo lama-lama. Santai
aja lagi, lo akan jadi orang pertama yang tau”
Cazza mendesah. “Gue
bahagia ko lo bisa jatuh cinta sama cewek. Tapi kadang gue mikir kalo lo
satu-satunya cowok yang bisa ngertiin gue. Dan gue mungkin juga satu-satunya
cewek yang bisa ngertiin lo, selain nyokap lo sendiri. Dan teori itu tercipta
dengan sendirinya, mengalir gitu aja. Gue nggak bisa jatuh cinta, atau mungkin
belum bisa, karena guengerasa nggak ada yang bisa bikin gue nyaman sebaik lo
ngelakuin itu”
“Ca, lo itu
spektakuler ya. Bahkan, gue yang kenal lo dari kecil aja masih suka bingung. Lo
bisa aja tiba-tiba ngelapin keringet gue kayak bidadari kesasar di bumi, terus
lo ngomel kayak monster cuma karena gue protes soal tempat, dan sekarang lo
menciptakan sebuah teori ngaco seolah lo ini Darwin yang bilang kalo dulunya
kita itu adalah monyet.” Adam mendecak seenaknya.
“Yakan tetap aja gue
sahabat lo yang paling hitz”
Keheningan menaungi
beberapa saat, sama-sama sibuk dengen pikiran masing-masing “Ca, kalo gue
jadian sama cewek itu gue bakal traktir lo makan ice cream setiap hari”
...........................................................
Senja di cakrawala sedang
melebarkan sayapnya. Adam dan Cazza bersama-sama menikmati parade luruhnya
mentari di ayunan sederhana di halaman rumah Cazza. Cazza menyandarkan tubuhnya
dibahu Adam sambil sibuk memutar-muta rubiknya.
Mendengarkan Adam bernyanyi rendah di samping telinganya. Suara yang
tidak pernah membuatnya bosan, justru terus merindu.
“Adam!” Bentak Cazza
“Pelan-pelan aja
noon, santai aja kali, gue Cuma beberapa beberapa senti disebelah lo”
“Cerita lagi dong
tentang cewek itu. Udah seminggu lebih dan lo masih ngerahasiain namanya. Gue
bisa bantuin ko, tapi kasih tau namanya dulu”
“Pemaksaan!”
“Gimana kalo lo
tembak dia sekarang? Di depan gue, biar lo nggak grogi” Cazza beranjak duduk
sambil menunggu persetujuan atas ide gilanya.
“Tembak dia
sekarang? Terlalu mendadak ca. Gue belom siap, lagipula udah malem”
“lo kan nggak hidup
di zaman batu dam. Katanya lo udah punya nomornya kan, nah tinggal pencet
nomornya terus bilang ‘Hallo, gue cinta sama lo’ dan segalanya beres”
“Apa lo seyakin itu?
Lo mau bantuin gue nanggung semua resiko nya?”
“Seratus persen”
Adam mencari-cari
nomor itu di ponselnya lalu merapatkan telinganya ke arah speaker. Pada saat
itu juga handphone Cazza berdering . “Adam, lo salah telfon bodoh!”
“Angkat dulu bawel!”
“Aneh ih!” Tappi
Cazza tetap mengangkatnya dan merapatkannya ke telinga
“I love you”
Cazza meninju bahu
Adam “nggak lucu! Gue serius mau bantuin lo dam!”
“Gue serius ca, gue
cinta sama lo. Cewek itu lo. Cewek yang selama ini bikin gue jatuh cinta sampe
uring-uringan parah itu lo orangnya. “ keduanya terdiam, hanya saling menatap
pada keraguan dan tanda tanya besar “Ca,
apa sekarang lo masih yakin kalo cewek itu mau nerima gue?”
Cazza tersenyum,
lalu mematikan ponselnya “Janji neraktir gue ice cream kalo lo jadian masih
berlaku kan dam?”. Adam hanya mengangguk. “apa ini berarti lo lagi nembak gue?”
“Lo mau nerima gue
jadi pacar lo Ca?”
“Mulai besok, dan
seterusnya, lo harus neraktir gue ice cream!”
“Karena lo bersedia
jadi pacar gue?” Adam mengangkat sebelah alisnya
copy paste apa pengalaman nihh?hahahah keren
ReplyDeleteNggak dua-duanya.....
DeleteNggak ngambil punya orang ko
kreatif and cool
DeleteHaha thank's a lot btw....
Delete