Kita Retak
desvahherzani.blogspot.com
adrilubis.blogspot.co.id
adrilubis.blogspot.co.id
Tidak ingin meregang harap,
Pada kamu, dengan sia-sia,
Seperti aku tidak lagi punya
harga,
Hanya bisa memaksamu untuk
tinggal,
“Tolong, sedikit lebih lama!”
Orang-orang sibuk bertanya tentang bahagia.
Sedang aku sibuk berunding, berunding dengan rasa yang
selalu hangus dada.
kamu penyebabnya, tidak ada selainnya.
Aku tinggal lebih cepat, karena lebih lama akan jauh
meluka-kan
Perdebatan itu bisa dibawa angin,
kemudian mengudara,
Tetapi kenangan, tidak bisa
seenaknya angkat kaki,
Lalu kamu tidak tinggal,
melainkan meninggalkan,
Beri tahu, harus kemana lagi aku
melarikan diri?
aku meninggalkan jejak, agar tau jalan pulang.
menuju kamu yang membayang didalam mimpi tidur malam. selalu
tiap malam. jika "batas" hanya setinggi pagar rumah atau kandang ayam,
aku pasti melanggarnya. tapi ini jauh lebih besar lalu menebal tak terhingga.
tunggu saja..
jangan berjalan sedikitpun..
aku pasti pulang, jika kata "pantas" tepat
tersandang untuk kamuku
Bukankah
aku sudah cukup meranggas sampai telanjang?
Sehingga
bisa kamu lihat cinta ini terang-terangan bukan sekedar berangan-angan.
Buktinya,
air mata ini tidak bisa lebih hidup dari menangisi kehilangan,
Kehilangan
yang menjanjikan lebih dari sekedar harapan,
Tetapi
juga penantian yang nampak tidak ada akhirannya.
kadang semut menyesal menyerap madu terlalu banyak hingga
tenggelam dan sekarat didalamnya, akupun seperti itu.
aku tidak pergi untuk mencari persinggahan yang berbeda.
cinta tidak sampai pada hakikat cinta itu sendiri jika ia
dibuktikan hanya dengan lekat tubuh antara pecandunya. aku mendadak dewasa.
sekali lagi,..
aku mendadak dewasa. aku pergi karena cinta sesungguhnya,
bukan benci karena kau tidak pandai memasak
Aku
bisa jadi cagak yang menyokong tegak berdirimu.
Aku bisa tumbuh, berkembang,
menari, melompat, disalib, asal bersamamu.
Aku membuat pengecualian gila
demi bertahan dengan seluruh kemauanmu.
Tetapi mengapa tiba-tiba aku
merasa berkorban untukmu?
Padahal pengorbanan tidak masuk
dalam kamus cinta-ku
Mungkinkah karena aku perlu sadar,
bahwa hanya aku yang berjuang, tanpa kamu?
Aku lupa kapan terakhir kali sentuhan-sentuhan rayumu
mendarat di tubuh luguku,
tapi aku ingat semua rasa dari setiap kali kuduk kita
bertemu dan memeluk.
Berhenti memenangkan ego berkata perjuangan itu milikmu
menyeluruh, aku pun berjuang bersihkukuh.
Berulang kali ingin aku salahkan setiap keinginan -
keinginan meninggalkanmu, aku tau kamu layu tanpa aku.
Percaya saja, aku akan pulang ketika musim salju turun di
pelawangan sembalun.
Boleh
saja, setiap mentari lewat itu menanggal menunggu salju.
Seolah-olah
aku tak butuh cucian kering,
hanya sebatas menemuimu lagi di
persimpangan hidup yang meledak di imajinasi.
Dan lalu aku tersadar ketika aku
sudah gila, dan semua serba terlambat.
Biarlah aku merelakan diri jadi
Maria Magdalena-mu, yang tinggal dan ditinggalkan.
Sebab biar sendiri dibunuhi rindu
dan dikuliti sepi,
Setidaknya aku tidak menunggu dan
kehilangan waras.
Pergi saja, mengembara saja,
kemana saja!
Kamu terlanjur meninggalkan
gadismu, dan dia tidak bisa kembali lagi
salahnya keretakan bagi kita adalah ketidak adaan rasa
mengalah yang rela kalah.
aku beralibi kaupun tak kalah beralibi.
aku tak mau serapuh laba-laba jantan yang selalu kalah dan
mati dicucuk bisa racunnya sang betina.
Aku masih berperasa sayang kepada perempuan yang membaca
sajak per sajak diatas bangku kamar kesayangannya, tapi menyerah akhirnya
datang.
tidak ada alasan untuk mempertahankan cinta yang tak rela
melawan rindu.
Tapi dia masih punya kesempatan yang lapang, karena aku
menyimpan alasan - alasan kuat untuk membuatnya mencintai lagi.
Comments
Post a Comment