kata hati tentang cinta

this is especially gift to my best memories friend.
thank you to gave me much memories to remember
actually this is not a story. it just what my heart says
NOT RECOMMENDED
Check This Out!

        Matahari di atas kepalaku terasa menyengat. Sekolah baru saja usai, aku memanggul tas dan berlarian keluar sambil sesekali mengelap keringat yang turun ke dahiku. Bersama segerombolan teman, kami terbiasa duduk di sebuah warung kecil depan sekolah untuk sekedar membeli seporsi mie atau pisang goreng.
        "Carla!" dari cara laki-laki itu memanggilku pun aku sudah hafal. Langga, manusia labil yang mulutnya nggak pernah berhenti ngoceh. Aku sudah terbiasa menerima kehadirannya yang mengganggu dengan amat lapang dada. "Beli apa sek?" khas sekali, panggilan pesek untukku yang diproklamasikan secara terang-terangan.
        "Berisik lo ah!" Aku menyikutnya pelan. Aku menghempas diri di atas sebuah kursi kecil dan membanting tas ku. "lang, kayaknya enak banget" aku melirik ke atas pisang cokelatnya.
        Langga ambil tempat disebalahku "Mau?" tanyanya. Jadi aku mengangguk sebagai sebuah jawaban. "gue suapin sini la"
        Aku baru akan mengambil langkah protes ketika dia menyodorkan suapan pertamanya, memaksaku membuka mulu. "jangan protes mulu deh lo!" ya, tepat sekali! dia selalu mudah menebak jalan pikiranku.
        Dan mendadak segalanya jadi terasa salah. Mengapa jantungku berdetak tidak karuan, mengapa rasanya laki-laki itu menyulutkan sesuatu yang membuat kebahagiaanku memuncak, ada apa denganku? dan hari-hari selanjutnya aku merasa semakin gila. Langga menyapa, tersenyum, dan tertawa seperti biasa. Tapi  aku mulai merasa bahwa aku menykai segalanya tentang dia. Aku jadi suka memandanginya lewat jendela kelas, memikirkannya sebelum pergi tidur, dan mendengar suaranya. Apa yang harus kulakukan? "Hello lang! btw, gue cinta sama lo" Astaga itu sinting! tidak ada wanita yang boleh melakukan itu, terlebih dia adalah sahabatku, sahabatku sejak lama.
        Dia sering menelfonku, sekedar mempertanyakan hal-hal tidak jelas atau tertawa di seberang sana. Sering mengirimkan pesan singkat, sesekali menyapaku di social media. Setiap itu pula aku semakin jatuh cinta, aku semakin mencandu dan menyerah untuk melepas bayangannya dari benakku. Sebisa mungkin aku berusaha menarik rasa itu dan membuangnya, rasa itu akan berbalik menarikku dan aku kalah. dan pada akhirnya segalanya berkesimpulan; 'Aku jatuh cinta dan aku tak bisa mengingkari nya'

                                                       ..............................................


        Entah bagaimana, aku sendiri tidak terlalu faham, tapi dia menjdi milikku. Untuk pertama kalinya dalam hidupku, aku benar-benar jatuh cinta, benar-benar mencintai dan takut akan kehilangan. Tak ada yang berubah, disisi lain kami tetap sahabat yang bisa saling jujur. Kami jarang saling memuji dan berbagi kata romantis, hanya sebuah kesedarhanaan yang tidak perlu dikatakan. Aku menikmatinya, setiap episode dari dongeng cinta kami adalah dongeng bahagia. Aku jatuh cinta lagi dan lagi, terus-menerus, setiap waktunya, selalu begitu, dan rasanya tak akan berhenti. Bahkan waktu-waktu bebas dari sekolah rasanya tidak lagi terlalu menyenangkan, sebab aku merindukannya pada jeda-jeda kosong.
        Sore masih ragu-ragu turun, aku sedang duduk memandangi langit ketika pesan itu sampai di ponselku. "La, kita putus aja ya?"
        Rasanya hatiku jatuh mencelos, hilang entah dimana. Aku terlalu mencintainya sampai-sampai aku lupa kalau saja dia akan berbalik untuk menyakitiku. Dan itulah kenyataan. Aku ingin marah, hanya tak tau pada siapa. Aku ingin menangis, tapi tak tau untuk apa. Aku ingin memperbaiki segalanya, mengulang segalanya, tapi sudah terlambat. Dan untuk pertama kalinya, cinta membuatku bersedih dengan air mata.
        Aku tidak merelakannya begitu saja, aku memperjuangkannya! Hanya aku tidak sanggup. Maka kulepaskan dia, ku biarkan dia terbang. Bukan karena aku membencinya, bukan juga karena aku tak lagi menginginkannya, tapi karena aku mencintainya, sangat mencintainya. Jika dia tidak enemukan kebahagiaan padaku, maka biarlah dia mencari kebahagiannya seorang diri.
        Ketika dia menyesalinya, segalanya telah terjadi. Tidak ada yang dapat kembali, begitu juga aku. Hatiku sudah tinggal kepingan hancur, maka dia tak lagi bisa utuh. Meski hati kadang masih meneriakkan kata cinta, toh aku akan tetap diam. Karena aku takut terluka, takut terlelap dalam cinta dan tidak bisa keluar.


Comments

  1. Hahahaha, keren sih, tp dia si orangnya, bayangin nya jadi ........... Ga keren lagi.

    ReplyDelete
  2. Tralalalala thank you to the sweetest comment ever
    Warm regards and lots love
    Act like this is a beautiful jokes

    ReplyDelete
  3. Cerita yang bagus:) cowonya pasti itu nyesel banget

    ReplyDelete
  4. oh really?
    much doubt for that statement actually

    ReplyDelete
  5. This comment has been removed by the author.

    ReplyDelete

Post a Comment

Popular posts from this blog

Bertahan

Maaf

Selamanya