Posts

Showing posts from September 2, 2019

Selamanya

Disudut ingatan yang paling hangat, dia akan terjebak dalam dekapanmu yang erat, tak akan pernah kemana-mana. Entah Ia ingin lari sampai ujung dunia dan kamu berniat tak ingin jumpa, selamanya rasa adalah kuasa. Hujan-hujan yang telah kita lalui bersama akan selalu tuntas dalam semalam, itu mengapa kamu menyukai intensitas dan kuantitas. Agar ingatanmu selalu ramai seperti lalu lintas. Aku adalah upaya, inti dari keresahanmu yang nyata. Kamu adalah fana, nampak dari apa yang sebenarnya tak ada. Kita adalah sebuah kesepakatan yang tercipta secara tidak sengaja. Tak satupun hal tentangmu membuat aku lupa dan kecewa, kecuali kenyataan bahwa sebenarnya kamu masih sebatas cerita tentang yang tak bisa tumbuh. Untukmu aku hidup dan pupus. Waktu akan jadi saksi tentang segala sesuatu yang membuatmu selalu bisu dan aku pura pura tidak tahu. Kau adalah candu yang biru, yang mengajarkan aku caranya menikmati setiap puisi dalam lagu.  Poros kita hanya aksara. Tak ada yang berdosa maupun melug

Hujan Nanti

 Aku merindukan hujan.             Jatuh semalaman, berpesta, membuat kerusuhan di setiap jendela, sambil menyapu setiap keresehan yang berjatuhan di sepanjang jalan yang pernah kulalui bersamamu. Seperti waktu berjalan mundur, kepala dan dadaku mengenang jutaan jam yang lalu ketika semua mimpi kita terasa seperti angan-angan. Tidak hanya keberanian, tetapi sikap pantang akan rasa bersalah untuk meraupnya satu-persatu.             Bertahan. Menyerah. Membuat jarak. Gagal. kembali. Bertahan. Kemudian mengulang siklus yang sama diam-diam.              Mata yang kutatap berulang kali. Aku pernah melihatnya bahagia, kemudian sedih, lega, kemudian putus asa, penuh pengertian, kemudian berusaha tidak peduli, hangat, kemudian membeku. Tetapi dengan cara apapun, aku selalu menginginkannya. Kalau beralih dan berpaling, aku selalu merasa ditinggal sendiri. Aku akan lebih sedih, sampai lupa caranya menangis, padahal kamu tahu betapa cengengnya aku.             Aku rindu hujan.         

Ombakmu yang Tenang

Waktu bisa berlari secepat ini. Aku menjumpaimu pada pagi hari yang sibuk, dan melepaskanmu pada petang yang lelah dengan keadaan hati yang seringkali tidak menyenangkan. Membuatmu pulang dengan perasaan kesal dan tidak enak, kemudian terlelap dengan tidak nyenyak. Banyak hal terlewat, banyak cerita tak dikatakan, banyak khawatir yang berlebihan.  Kamu sibuk, aku tak mau ambil pusing, melarikan diri agar tidak mencari. Aku sibuk, kamu mencari kesibukan lain, supaya tidak menunggu sendiri. Ada jeda yang kosong, yang selalu membuatku rindu, tetapi kamu jauh, dan aku tak baik sering-sering mengeluh. Aku akan membiarkanmu, dengan perasaan tidak enak, kemudian berlalu seperti tidak ada apapun yang harus diperbincangkan. Jarak waktu ini akan membuatmu luput dalam ruang sendirimu, bermain-main disana dan lupa ada aku. Sementara kamu entah dimana dan bagaimana, aku akan kembali berkawan jenuh. Menyibukkan diri agar tak banyak ingat kamu. Lambat laun kamu tidak lagi peduli, kamu akan mene