Posts

Showing posts from September 22, 2016

Grow Up

Baby, baby, Here's your fractious girl. I'm talking to you about something I detest, that I must grow up. That you must grow up. And we might be apart. Baby,baby Grow up is a trap. But we're in it. We're in trap, and can't go nowhere. If you see the world is so much stranger, it's so much darker and it's so much madder, then you're growing up If you're losing me, Then you're growing up. Baby, baby I won't change, I just grow up It happens to everyone as they grow up.  We're moving on baby, and we can't go back. Never... Baby, baby I will miss the happy little guy you once were. And I don't care if this is selfish, but I want to linger in your memory. I want you to think of me even when you're driving down the street with someone else because she's not taking pictures of you. I want you to think of me when it rains because you remember that I love it. I hope it drives you crazy how you can get me out of your

Tidak apa-apa

Pagi di bulan Juli, aku tak lagi melihat hujan merintik, hanya terik, juga ratusan hari yang genap kita bagi. Pelangi itu memudar, pada senja yang tidak jingga. Sembari membaca cerita roman tentang hubungan yang tidak menyenangkan, anganku melayang menemuimu, dengan harapan setinggi bintang-bintang. Ah penyair itu membohongi. Dengan imaji mengenai dunia yang dapat menernak kunang-kunang, dan senja yang diselipkan dalam amplop. Nyatanya, tidak ada yang peduli jika esok kunang-kunang itu mati dan matahari diperjalanan pulang pada senja yang sendu tak lagi menarik hati. Seperti cinta kita yang berotasi. Kadangkala haru seperti fajar, kadangkala terang seperti siang, kadangkala sendu seperti senja, kadang pula muram seperti malam. Hujan suka tiba-tiba menjatuhkan diri ke bumi dan bintang suka tiba-tiba melarikan diri. Begitukan, Sayang? Ah, tidak apa-apa Toh pada akhirnya, matahari juga akan terbit barat

Banyak Mau

Sini, Duduk sebentar di hadapanku. Biar kutatapi bola mata itu lagi. Biar kupandangi lekat-lekat. Ah, Mengapa jauh? Padahal kita hanya sebatas meja dan dua cangkir kopi. Dan amarahmu, Kepadaku, Yang tidak pernah ada tepinya, Kecuali ada maunya. Jauh jauh dikau merantau Daku hanya duduk terpaku Dipaku waktu Bersama lampu-lampu redup Dan para laron yang jatuh Lari-larilah kau menjauhiku Kemudian datang-datanglah jika butuh Sana-sanalah tanpa alasan Sini-sinilah jika sudah punya bahasan Biarlah mata itu kabur Dan tatapannya milik hal yang lebih tabu Sebentar lagi dia akan menghampiriku Merajuk, Meminta sesuatu

Ibuk

Jantungku berdegup Tidak, Mungkin sudah loncat-loncat Mengintip dari balik semak-semak Memeluk bambu runcing erat-erat "Tanah ini akan merdeka buk, Janji saya!" Ibuk, Tidak suka sama orang suka ingkar janji Katanya, Lebih baik mati daripada tidak menepati Anakmu disini buk, Memegang petuah ibuk Ternyata bambu ini tidak mujur, Buk Bilang adik-adik besok bambunya bawa ke dukun dulu Serdadu canggih pakai peluru, Buk Senggol dikit, menghadap maut "Dorr...." Suaranya keras, Buk Telinga saya hampir pecah Tapi kepala saya pecah duluan Berbayang wajah ibuk Bangga terhadapku Anakmu, Buk Yang tidak bisa tepati janji Maaf ibuk, Tanah ini belum bisa kumerdekakan Mungkin besok, Buk Kalau bisa hidup lagi. Atau kalau ibu sudah bilang, "Lebih baik tidak tepati janji, Daripada anak ibuk harus mati" Jangan disesali, Ibuk Surga ternyata sudah merdeka Pinjamlah dulu peluru serdadu Bilanglah padanya, Anakmu nanti yang ganti peluru

Kita, disana!

Disana, Di lorong dimana kenangan mengembara Masih ada gema suaranya Yang dulu membuatku resah Tiap kali aku jatuh cinta Walau hanya kepadanya, Hanya dia, Dia saja. Disana, Masih kurasakan degup jantungnya Tiap kali dia melahap waktu Menarikku bersandar di hati nya Di dekap lembut lengannya Dan suara hangat desahan napasnya Disana, Kutemui dirinya dimana-mana Di hari kemarin yang tak lekas bergegas Membuatku tak bisa berhenti mencinta Sejuta kenangan tentang angan-angan Dan mimpi-mimpi yang kini terbang Disana, Ada tiket-tiket nonton bioskop Ada bill-bill restoran dan struk atm Ada bukti parkir dan toll Yang minta di dokumentasikan Agar aku tetap ingat Bahwa aku pernah jatuh cinta, Kepada dirinya... Disana, Ada aku dengan dia Dulu, sebelum terpisah Dijaraki kilometer Dan drama masa remaja Disana, Ada akhir keputusan singkat Untuk menyudahi dan membiarkannya Dan lorong ini hanya membekaskan asa Tetapi semoga bukan putus asa Agar disana, dia te