Tidak apa-apa

Pagi di bulan Juli, aku tak lagi melihat hujan merintik, hanya terik, juga ratusan hari yang genap kita bagi.

Pelangi itu memudar, pada senja yang tidak jingga. Sembari membaca cerita roman tentang hubungan yang tidak menyenangkan, anganku melayang menemuimu, dengan harapan setinggi bintang-bintang.

Ah penyair itu membohongi. Dengan imaji mengenai dunia yang dapat menernak kunang-kunang, dan senja yang diselipkan dalam amplop. Nyatanya, tidak ada yang peduli jika esok kunang-kunang itu mati dan matahari diperjalanan pulang pada senja yang sendu tak lagi menarik hati.

Seperti cinta kita yang berotasi. Kadangkala haru seperti fajar, kadangkala terang seperti siang, kadangkala sendu seperti senja, kadang pula muram seperti malam. Hujan suka tiba-tiba menjatuhkan diri ke bumi dan bintang suka tiba-tiba melarikan diri. Begitukan, Sayang?

Ah, tidak apa-apa
Toh pada akhirnya, matahari juga akan terbit barat

Comments

Popular posts from this blog

Bertahan

Maaf

Selamanya