Banyak Mau

Sini,
Duduk sebentar di hadapanku.
Biar kutatapi bola mata itu lagi.
Biar kupandangi lekat-lekat.

Ah,
Mengapa jauh?
Padahal kita hanya sebatas meja dan dua cangkir kopi.

Dan amarahmu,

Kepadaku,
Yang tidak pernah ada tepinya,
Kecuali ada maunya.

Jauh jauh dikau merantau
Daku hanya duduk terpaku
Dipaku waktu
Bersama lampu-lampu redup
Dan para laron yang jatuh

Lari-larilah kau menjauhiku
Kemudian datang-datanglah jika butuh
Sana-sanalah tanpa alasan
Sini-sinilah jika sudah punya bahasan

Biarlah mata itu kabur
Dan tatapannya milik hal yang lebih tabu
Sebentar lagi dia akan menghampiriku
Merajuk,
Meminta sesuatu

Comments

Popular posts from this blog

Bertahan

Maaf

Selamanya