Safe and Sound

        Setiap Kali kau datang, aku bagaikan pasir dipesisiran yang terseok-seok dibawa arus. Kau memecahkanku bagaikan deburan ombak yang bergulung menghantam karangnya. Kau menarik keluar seluruh udara didalam paru-paruku dan membuatku luruh di dalam gelapnya angan-angan. Kau membenamkanku dalam tumpukan cinta-cinta tua yang tak ada harapannya. Tapi begitu saja, kau buat aku lupa sakitnya patah hati.         Kau adalah jingga pada cakrawala senja dan biru pada kanvas fajar. Kau membuat hati berdebar menjadi wajar seiring iramanya berdetakan dengan detik. Satu haripun bagaikan jutaan milenium tiap Kali aku duduk menantimu di kantin sekolah.         Bahkan jikapun kau tak pernah tau, ketika aku duduk berpangku tangan sambil berpeluh harap yang tak juga mau ucapkan selamat tinggal. Aku tak perlu hidup sejuta tahun, aku hanya mengharapkan hidup berdampingan denganmu Dan membagi segalanya. Kalaupun tidak hari ini, mungkin suatu hair nanti.         Aku merelakan ribuan Jalan lain yang m

Israel lagi dan lagi tak cukupkah korban yang bergelatakan penuh darah hingga minta disemayamkan dengan do'a dan sholat saudara muslimnya? kenapa kebencian itu tak bisa dihentikan? Bukankah sudah cukup teror puluhan tahun yang membuat warga Palestina hidup tanpa ketenangan dan kebebasan? Mengapa pula Israel mau membinasakan Islam? Tak cukup sempurna kah agama nya hingga harus menghapus kesempurnaan dalam agama kami? Kami bebas, kami Islam. Bahkan ribuan pertanyaan yang membayangi kehidupan sejuta manusia di belahan bumi dan serangkaian permohonan penuh belas kasih tak mampu membuat Israel berhenti. Dimana negara kuat yang memegang kendali dan memproklamasikan 'kemerdekaan'? Pemimpin hanya boneka podium yang dikalahkan jutawan dengan mata keserakahan. Bahkan dendam turun-temurun yang diisi dengan ketamakan dan kebencian itu telah kami bayar dengan nyawa-nyawa warga Palestina yang meninggal disisi Allah atas nama jihad. Biarkan perbedaan itu mengisi kehidupan. Biarkan