itu saja

Ini akan menjadi suratan terakhir.
Yang kutuliskan untukmu. 
Tidak lagi.
Tidak akan pernah lagi.

Kamu satu-satunya orang yang menyudutkan aku. Kamu menghinakan aku. Kamu jadikan aku sebagi satu-satunya yang salah. Kamu yang tarik aku kedalam ceritamu. Kemudian, kamu buat cerita dimana aku yang sengaja masuk mengacaukan hidupmu.

Kamu hanyalah debu. 

Aku hanya perlu meniupmu maka kau akan lenyap dibinasahkan angin. Aku tidak pernah datang meminta apapun darimu. Kamu tidak pernah memberikan apapun untuk hidupku. Aku memiliki orang-orang yang mendukungku dengan cinta, untuk apa aku meminta satu yang tidak berarti darimu? 

Aku ingat kamu yang datang dari jauh meminta kembali cinta itu. Kamu yang datang kembali mengemis perhatian itu. Aku menolak. Aku tak mau peduli. Aku tidak mau hidupku kamu sentuh lagi. Karena hari sebelumnya kamu melukai aku. Karena hari sebelumnya aku memberi, kamu mengambil, lalu kamu berikan itu kepada yang lainnya. Tetapi luka itu sembuh, aku memaafkanmu.

Kamu yang selalu menarik aku. Kamu tidak tau kapan saatnya kamu harus berhenti. Aku berusaha mendengarkan semua bualan omong kosongmu. Aku masih bersedia membukakan pintu rumah membiarkanmu mengganggu. Hanya beberapa kali. Karena aku cukup tau diri. Karena aku mengerti. Aku terganggu. Aku diusik. Tetapi aku menghargaimu. 

Kamu bilang kamu jatuh cinta. Kamu bilang kamu akan kembali memperbaiki segalanya. Aku bersyukur karena tidak pernah mempercayainya. Karena beberapa waktu setelah itu kamu mengatakan itu kepada yang lain. Aku tau aku dibohongi. Aku tau aku dipermainkan sekali lagi. Tetapi, apa aku repot-repot menuntut mu untuk ini dan itu? Tidak sama sekali. 

Kemudian aku jadi satu-satunya yang paling salah. Aku dipaksa mempertanggung jawabkan apa yang tidak pernah aku lakukan. Aku dituntut bertanggung jawab atas semua perbuatanmu. Aku dipaksa bertanggung jawab atas semua kekacauan yang terjadi di dalam hidupmu. Mengapa?

Aku membencimu.

Tidak ada perasaan lain yang bisa kuutarakan selain membencimu.

Aku membencimu.

Seharusnya aku tidak perlu mengumumkannya untuk membuatmu tau. Aku membencimu sepenuh hatiku. Aku membencimu dengan seluruh hal yang ada di dalam diriku. Aku membencimu dan tidak berniat mengubah perasaan itu.

Aku tidak mau lagi meluangkan waktu melihat wajahmu maupun berbicara dengamu. Aku tidak mau mengenalmu lagi. Aku tidak mau menganggapmu pernah hinggap menyumbangkan banyak kenangan dimasa laluku. TIDAK LAGI. 

Kita tidak pernah saling mengenal. Kita tidak pernah saling berbagi. Hari ini dan entah sampai kapan.

Aku akan mendapat hukuman tuhan karena tidak bisa memaafkanmu. Tetapi kamu akan mendapat hukuman terlebih dahulu karena menyakitiku berkali-kali. Karena setiap kali kamu berjanji ingin memperbaikinya, kamu berbohong. Karena kamu menuduh aku dan menjadikanku sasaran penghinaan.

Kamu akan menerima apa yang pantas kamu terima. Kamu kelak akan menyadari bahwa aku "Tidak Pernah" membutuhkanmu. 

Aku justru membencimu...

Hanya membencimu...

Itu saja

Comments

Popular posts from this blog

Bertahan

Maaf

Selamanya