Bunda

#7HariTerangganaJatuhCinta
Surat keduaku

Hallo malaikat yang kujumpai setiap harinya.

Bunda☺.

Bunda selama hidup, aku tidak pernah melihat sayap dipunggungmu. Yang melebar dengan kokoh kemudian mengepak hingga terbang. Yang aku lihat hanya sosok manusia cantik yang berjalan mondar-mandir ketiap sudut rumah setiap harinya. Tadinya aku pikir, kau malaikat.

Bunda, maaf karena selalu mencarimu. Karena sering menjadi anak gadismu yang cengeng dan merepotkan. Rasanya aku ingin selalu menjangkaumu. Mendengarkan celotehan ringanmu tiap kali aku lupa menjemur handuk. Maaf karena tidak kunjung mampu membahagiakanmu. Karena sudah lama tidak menjadi yang pertama dikelas, karena lama tidak jadi pemenang, dan selalu membuatmu gelisah tiap kali kita mulai merancang masa depan.

Dihadapanmu, aku lebih senang menjadi bocah SD yang manja dan tidak malu menangis. Karena kau mengerti. Bahkan hanya jika aku datang menghampirimu dan mengulurkan tangan untuk meminta pelukanmu. Kau bisa mengerti rasa patah hatiku, rasa kesalku, rasa putus asa ku, rasa marahku, segalanya. Aku bisa terdiam disana dan mengadu lewat air mata sampai aku merasa tersembuhkan. Dan kau tidak memerlukan sepatah kata simpatipun untuk meredamku. Dihadapanmu, adalah aku yang sesungguhnya.

Bunda, anak gadis mu ini akan segera beranjak dewasa. Aku akan mulai merobek kepompongku dan belajar caranya terbang. Maaf jika aku mulai memilih pergi bersama temanku daripada dengamu. Tetapi kau lah rumah tempat aku pulang dan terlelap. Tempat aku sejenak keluar dari gaya pergaulan yang mulai membuatku penat. Tempat aku memperbaiki diri kembali menjadi anak gadismu yang manis. 

Bunda, terimakasih karena tidak pernah menghilang. Terimakasih karena kau tidak pernah kemana-mana. Karena kau selalu ada bahkan ketika aku berusaha melarikan diri darimu. Karena mau mengemudi ke sekolah ketika aku tiba-tiba sakit. Karena mau menemaniku mencari dress pesta keliling mall ketika kau kurang sehat. Karena kau mau berlutut dan membersihkan semua luka di kakiku usai terjatuh. Karena hanya kau yang bisa menemukan barang-barangku yang hilang. Bunda, terimakasih.

Bunda, maaf jika aku sering membuatmu gelisah mencari tiap kali aku pulang terlalu larut. Membuatmu selalu waspada dan hati-hati tiap kali aku mulai dekat dengan lawan jenis. Membuatmu lelah karena membuatkan masakan kesukaanku. Tetapi tanpamu, aku hanyalah seorang gadis kecil yang tidak tahu cara menempatkan diri.

Bunda, aku tidak ingin menukarmu dengan apapun. Yang aku inginkan selamanya adalah kau. Yang bangun pagi memasak bekal sewaktu kita akan piknik kecil. Kau yang seringkali membuat lelucon jayus dan tertawa sendiri. Bunda, tunggu aku bisa membahagiakanmu. Agar kau tidak perlu mengajarkan aku hidup tanpamu. Coret yang itu dari daftar materimu sebagai guru hidupku. 

Bunda, terlelaplah malam ini dengan mimpi indah. Kemudian bangunlah esok pagi dengan senyum dan ketukan ringan di pintu kamarku, mengingatkanku untuk bangun sebentar dan sholat subuh.

Kuakhiri dulu suratku hari ini bunda...

Aku perlu menghadap tuhan lagi, berterimakasih lagi, karena telah memilihkan kau sebagai malaikatku.

Comments

Popular posts from this blog

Bertahan

Maaf

Selamanya