Engkau

Surat Cinta Pertama
Untuk yang tersayang

Aku tidak melihatmu

Tetapi aku menemukanmu dimana-mana

Ada banyak hal yang ingin kusampaikan. Padahal sia-sia saja. Kau yang maha tahu sudah tahu apa yang mengisi hati kecil ini. Sebagai sepenggal ruh yang dijejelakan kedalam sebuah raga. Yang menjalani sebaris demi baris kisah yang telah kau gariskan bersama takdir.

Tuhan,

Aku bukanlah pemuja yang baik. Aku tidak tahu bagaimana caranya berterimakasih dan menyampaikannya. Aku tidak tahu caranya bersyukur dengan teramat sungguh-sungguh. Akulah napas yang tidak tahu bagaimana caranya menerima tanpa mencela.

Aku barangkali terlalu sering mengeluh. Hanya tiba di depan-Mu, mengetuk pintu-Mu lewat do'a, mendorongnya sedikit dengan air mata ketika aku dilanda masalah. Ketika kau kuatkan aku tetapi aku tidak percaya diri. Aku merasa terlalu lemah dan tidak berdaya. 

Tuhan, ingatkan aku selalu,

Sungguh aku hanyalah hamba egois yang menuruti keinginanku sendiri. Kerap kali aku tidak mau sejenak duduk dan bersujud dihadapan-Mu. Bukan karena merasa terlalu hina, melainkan takut tidak didengarkan. Padahal seharusnya aku ingat, bahwa Kau lah yang maha segalanya. Bahwa Kau lah sebaik-baiknya penulis skenario dan aku hanya perlu mempercayai-Mu

Apa yang aku anggap buruk ternyata adalah kebaikan-Mu yang tidak kumengerti. Kau selalu punya cara sendiri untuk menjagaku. Untuk menempatkan aku diposisi paling nyaman. Walau tidak terlalu cepat, dan terkadang terlalu lama. Tetapi aku mulai mengerti. 

Aku mulai memahami arti sesungguhnya dari filosofi pelangi. Memang, tidak akan ada pelangi jika tidak turun hujan. Aku perlu melewati kesulitan untuk dapat kebahagiaan. Dan kebahagiaan itu datang untuk membuatku lebih mengingat-Mu, lebih mencinta-Mu, dan lebih bersyukur ketimbang selalu dianugerahi bahagia.

Tuhan, aku hanyalah makhluk yang numpang tinggal sementara di dunia-Mu. Kemudian menetap selamanya di akhirat-Mu. Dengan kata lain, hidup dan matiku adalah kepunyaan-Mu. Maka sejujurnya beberapa baid ini tidaklah cukup untuk kuserahkan kepada-Mu. Tetapi biarkanlah aku menutupnya terlebih dahulu...

Tuhan, aku bukanlah seseorang yang kuat ditemani oleh kesepian. Tetapi jika ini yang harus kujalanin untuk sementara waktu, setidaknya aku tahu, Kau masih disana. Menjagaku dengan cintamu.

Dan setidaknya Kau tahu, aku ini hamba-Mu yang berusaha mengucapkan terimakasih

Comments

Popular posts from this blog

Bertahan

Maaf

Selamanya