Sampaikan Padanya

#7HariTerangganaJatuhCinta
Surat keempatku

Selamat siang matahari,

Kuintip keluar, kau yang berjaya hari ini rupanya. Hanya ditemani beberapa awan kurus kerempeng yang saling memisahkan diri di langit biru. Bahkan anginpun segan berhembus.

Dimana kawan lamamu? Aku merindukannya. Aku merindukan keributan yang selalu Ia bawa. Dan jiwa-jiwa lelah yang menunggu di halte dengan perasaan gelisah dan ingin cepat pulang. Sampaikan rinduku padanya wahai matahari. Sampaikan rinduku pada hujan

Dia lama tidak datang mengetuk jendela kamarku dengan kebisingan. Menggores dengan tiap rintik yang kemudian jatuh dan lenyap. Dia lama tidak mampir membawakanku hidangan lama berupa masa lalu, kemudian menyuguhkan yang baru. 

Wahai matahari, kalau kau jumpa dengannya di perjalanan sewaktu pulang, ajaklah dia mampir lagi kesini. Katakan padanya, tanah kering ini rindu siramannya dan jiwa letih ini haus akan kenangannya. 

Hujan, hujan, hujan. 

Sungguh matahari, aku ingin melihatnya berarak-arakan lagi dengan segerombolan awan hitam dan mulai menggusur awan-awan kecilmu. Kemudian langit akan mulai melakukan parade besar-besaran. Semuanya ikut turun tangan. Halilintar itu akan jatuh dan berkilat dimana-mana. Angin berjalan-jalan membuat pepohonan menari. Jika beruntung, pelangi akan mengekor mengakhiri parade itu sebagai penutupan yang manis. Dan jiwa-jiwa yang terjaga akan mengintipnya dari balik jendela dengan waspada.

Aku sangat merindukan hujan wahai matahari. Sudah lama aku tidak mendengar suara gemericik yang terlebih dahulu mendarat menabrak tanah. Kemudian hujan lebat yang membuat percikan-percikan diatas aspal. Dan wangi bunga-bunga yang disapanya dengan mesra. Serta merta para hewan di pohon yang menarik daun agar dapat bersembunyi. 

Katakanlah pada hujan jika kau berpapasan wahai matahari, menetaplah dia disini. Jangan merantau terlalu lama. Jiwa ini dikuasai rindu dan gelisah menanti kepulangannya. Katakan pada hujan, keributannya meredakan ribut hati yang retak. Rusuh kedatangannya meredam bising suara teriakan dalam sebuah pertengkaran. 

Jangan lupa katakan padanya Matahari, perapian di dalam rumah akan kembali menghidupkan apinya. Selimut akan dilebentangkan diatas karpet hangat berbulu. Kami akan saling berdekatan untuk menjaga kehangatan. Gadis kesepian itu akan memakai mantelnya sepanjang hari di dalam apartement. Laki-laki gagu itu akan terdiam mulai meminta keajaiban.

Matahari, sampaikan segalanya kepada hujan. Jangan satu hal pun kau lewatkan. Segalanya sudah kurincikan dengan baik. Akan kutuliskan ribuan surat lagi jika kau tidak bersedia menyampaikan yang satu ini. Aku menyukaimu Matahari, aku hanya teramat merindukan hujan.

Sampai sini dulu suratku,

Sampai jumpa lagi nanti....

Comments

Popular posts from this blog

Bertahan

Maaf

Selamanya