Orang orang

Ada yang memaksakan diri untuk sibuk, karena sendiri membawakan kesepian kepadanya, kemudian kesepian itu menyiksanya dengan cara yang tidak menyenangkan. Menyuguhkan kembali yang indah dan menyelipkan rindu disana. Mengingatkannya kembali dengan yang pahit dan membasahi luka nya lagi.

Tidak, lelah itu anugerah!

Dan jalanan-jalanan macet adalah jembatan-jembatan yang akan membawa mereka lebih mudah terlelap. Sehingga tidur itu tidak dibayangi pikiran dan mimpi mengenai hal-hal yang lebih tabu dari reinkarnasi. Sebab bagi sebagian dari mereka, terjaga tidak lebih sulit dari mimpi mengenai perkara yang tidak pernah tuntas.

Tidak, mereka mencintai kesibukannya!

Tidak ada cara untuk melarikan diri yang lebih baik dibandingkan menyibukkan diri. Karena ironis, bahkan meneguk segelas cokelat panas kala malam larut, seringkali membuat orang-orang mengkasihani dirinya sendiri. Karena kesendirian itu sama ributnya dengan jendela-jendela kenangan dan keresahan yang membuat khawatir hatinya. Sayangnya, tidak lebih ribut dari sambutan hangat orang-orang yang lama diharapkannya.

Tapi iya, seringkali kepercayaan itu delusional!

Karena optimisme sebatas media untuk menenangkan diri, meyakinkan semuanya akan baik-baik saja, segera. Sementara kenyataan tidak menyenangkan tetapi minta dihadapi dengan ikhlas. Dan buku-buku filsafat seringkali dijual untuk memperkaya para pemikir dan membuat gila para pembaca dengan teologi dan abstraksi yang lebih rumit dari hidup mereka sendiri.

Oh iya, hidup itu lucu!

Harapan mengenai perbincangan hangat dengan orang terkasih justru digantikan dengan riuh kicauan social media. Dan ada yang lebih lucu dari percintaan, yaitu apa-apa yang dipaksakan rasanya tidak benar, tetapi apa-apa yang benar seringkali dipaksakan untuk tidak terjadi.

Tapi iya, ada lagi yang lebih menarik!

Ada yang memaksakan diri menembus hujan lebat demi makan malam bersama keluarga. Adapula yang terpaksa tidur di kantor, menghindari rumah, sebab rumah penuh dengan keributan yang tidak menyenangkan. Kemudian ketika gelegar petir itu pecah dan hujan turun satu-persatu penuh romansa, ada yang terlarut di balik jendela, adapula yang mengutuk dibawah guyurannya.

Ah, orang-orang!

Comments

  1. Wiw ngena bgt des, apdet yg sering dund, bagus tulisan lu, good luck ��

    ReplyDelete
  2. Hohooo hai hallo noobman, terimakasih:) diusahakan ya

    ReplyDelete

Post a Comment

Popular posts from this blog

Bertahan

Maaf

Selamanya